Program Pemerintah Sekolah Perlu Memberi Edukasi tentang Bahaya Judi Online Ilegal

Di tengah perkembangan teknologi yang semakin cepat, anak-anak dan remaja kini hidup dalam dunia digital yang terbuka luas, termasuk terhadap hal-hal yang berisiko tinggi seperti judi online. Iklan dan akses ke situs-situs perjudian dapat ditemukan di berbagai media digital, mulai dari media sosial, situs streaming, hingga game online.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan penting:
Apakah sekolah perlu memberikan edukasi tentang bahaya judi online?
Jawaban yang tepat adalah: ya, sangat perlu.

1. Judi Online Semakin Dekat dengan Kehidupan Pelajar

Dulu, perjudian mungkin identik dengan kasino atau tempat khusus. Namun kini, hanya dengan satu klik, seseorang bisa bermain judi melalui smartphone — bahkan anak usia sekolah dasar yang memiliki gawai sendiri bisa terpapar.

Beberapa bentuk paparan yang umum antara lain:

  • Iklan judi di aplikasi game
  • Influencer yang mempromosikan situs taruhan
  • Teman sebaya yang mengenalkan link situs tertentu
  • Rasa penasaran terhadap “cara cepat dapat uang”

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran strategis dalam pencegahan sejak dini.

2. Remaja Masih Rentan Secara Psikologis dan Finansial

Usia remaja adalah masa pencarian jati diri, eksplorasi, dan mudah terpengaruh. Mereka:

  • Belum memiliki kontrol emosi yang stabil
  • Mudah tergoda untuk mencoba hal-hal yang dianggap keren atau menguntungkan
  • Tidak memahami sepenuhnya risiko finansial dan hukum dari berjudi

Tanpa edukasi yang benar, siswa bisa terseret ke dalam perjudian sebagai “permainan iseng” yang kemudian berkembang menjadi kebiasaan buruk atau bahkan kecanduan.

3. Kurangnya Informasi Formal Membuat Anak Belajar dari Sumber yang Salah

Jika sekolah tidak memberi pemahaman yang benar, maka siswa akan mencari informasi dari:

  • Teman sebaya yang juga belum paham
  • Forum online yang tidak terpercaya
  • Iklan yang menyesatkan

Akibatnya, mereka bisa percaya mitos seperti:

“Main judi online bisa kaya cepat.”
“Kalau main sedikit tidak masalah.”
“Situs A pasti aman karena sering muncul di YouTube.”

Edukasi formal dari sekolah dapat membongkar mitos ini dan membekali siswa dengan pengetahuan kritis.

4. Pendidikan Bahaya Judi Bisa Dimasukkan dalam Kurikulum Pencegahan

Sekolah tidak harus membuat mata pelajaran baru khusus judi online. Materi ini bisa dimasukkan ke dalam:

  • Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) → sebagai isu tanggung jawab sosial dan hukum
  • Bimbingan Konseling → untuk pencegahan perilaku berisiko
  • Teknologi Informasi dan Komunikasi → mengenali risiko internet
  • Pendidikan Agama dan Moral → dari perspektif etika dan spiritual

Materi bisa berupa:

  • Dampak judi terhadap kesehatan mental dan keuangan
  • Undang-undang terkait perjudian di Indonesia
  • Cara menghindari ajakan atau tautan mencurigakan
  • Cerita nyata dari korban kecanduan judi

5. Meningkatkan Peran Guru dan Orang Tua

Sekolah juga bisa:

  • Melatih guru agar mampu mendeteksi perilaku siswa yang mulai tertarik atau terpapar judi online
  • Melibatkan orang tua dalam sosialisasi bahaya judi
  • Mengadakan seminar atau kampanye anti-judi di lingkungan sekolah

Dengan keterlibatan berbagai pihak, siswa bisa lebih kuat menghadapi godaan yang muncul di lingkungan digital mereka.

6. Investasi Jangka Panjang dalam Karakter Bangsa

Mengajarkan siswa tentang bahaya judi online bukan sekadar menghindari masalah hukum atau keuangan pribadi. Ini juga merupakan:

  • Investasi karakter, karena mendorong tanggung jawab dan kontrol diri
  • Pembangunan generasi yang cerdas digital, mampu membedakan mana yang aman dan mana yang manipulatif
  • Upaya mencegah kerusakan sosial, karena kecanduan judi bisa menyebabkan kejahatan, konflik keluarga, dan kemiskinan

Kesimpulan

Sekolah sangat perlu memberikan edukasi tentang bahaya judi online sebagai bagian dari pembentukan karakter dan perlindungan anak di era digital. Dalam dunia yang semakin kompleks, siswa tidak hanya perlu cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara mental dan etis.

Dengan pendekatan yang tepat, sekolah bisa menjadi benteng utama untuk mencegah generasi muda terjerumus ke dalam perjudian digital yang membahayakan masa depan mereka.

Related Posts